Masyarakat Jabar Sangat Banyak Ngutang di Pinjol, Bocor Rp 13,
Daulat Pelayanan Finansial( OJK) menulis warga di Jawa Barat( Jabar) yang memakai peer to peer( P2P) lending ataupun pinjaman online( pinjol) sah mendiami posisi paling tinggi di Indonesia per Mei 2023. Sedangkan di posisi kedua terdapat DKI Jakarta.
“ Gejala banyak warga yang memakai pinjaman dengan cara P2P lending. Yang awal dari Jawa Barat senilai Rp 13, 8 triliun,” ucap Kepala Administrator Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Badan Pembiayaan, serta Badan Pelayanan Finansial Yang lain OJK, Ogi Prastomiyono dalam Hasil Rapat Badan Komisioner, Selasa( 4 atau 7).
Walaupun begitu, Ogi menjamin tingkatan resiko angsuran dengan cara hasil akumulasi( TWP 90) sedang dalam situasi bagus. Di DKI Jakarta, outstanding pinjaman P2P lending menggapai Rp 10, 5 triliun.
“ Itu TWP cuma 3, 3 persen, apalagi di dasar nasional 3, 3- 3, 6 persen,” imbuhnya.
Kemampuan fintech P2P lending pada Mei 2023 mencatatkan perkembangan dengan outstanding pembiayaan berkembang sebesar 28, 11 persen yoy jadi sebesar Rp 51, 46 triliun.
Sedangkan itu, tingkatan resiko angsuran dengan cara hasil akumulasi( TWP90) naik jadi 3, 36 persen. Dalam hubungan peranan pelampiasan ekuitas minimal fintech P2P lending sebesar Rp2, 5 miliyar yang hendak legal mulai 4 Juli 2023, sedang ada 33 fintech P2P lending yang belum penuhi determinasi diartikan per Mei 2023.
” OJK sudah memohon action plan pelampiasan ekuitas minimal pada fintech P2P lending yang belum penuhi determinasi itu serta dicoba monitoring dengan cara berkepanjangan,” tutur ia.