Ini Cerminan yang Akan Terjalin jika Orang Lenyap dari Bumi
Kalian sempat menanya, kurang lebih apa yang akan terjalin jika semua orang di Alam tiba- tiba lenyap? Apakah hutan hendak balik produktif, serta Alam jauh lebih bagus? Gimana dengan rumah kita? Siapa yang akan berikan makan binatang piaraan?
So, ayo kita bahas lebih lanjut.
Carlton Basmajian, Associate Professor of Community and Regional Planning Urban Design di Iowa State University, menarangkan di The Conversation, bila orang seketika lenyap dari Alam, hingga yang sangat terasa merupakan kesunyian.
Kalian bisa jadi mengetahui alangkah bisingnya Alam. Suara mobil, motor, mesin pesawat, pengeras suara, seluruhnya berbaur campur dengan suara alam. Kala orang lenyap, suara- suara itu sirna, cuma mencadangkan sepi tidak berakhir.
Satu tahun Alam bebas orang, langit hendak jadi lebih biru, hawa lebih bersih, angin serta hujan mensterilkan dataran Alam. Seluruh awan, asap, serta abu yang terbuat orang lenyap.
Rumah- rumah masyarakat ditempati oleh binatang. Air di dalam pipa yang tidak lagi diakses hendak memadat serta meledak dikala masa dingin datang. Alam jauh lebih hitam dari umumnya sebab tidak terdapat listrik. Dalam waktu durasi lama, rumah- rumah mulai dipadati abu.
Rumput buas berkembang produktif di halaman rumah, menyebar penuhi isi ruangan. Banyak tumbuhan yang belum sempat diamati lebih dahulu bermekaran. Sedemikian itu pula dengan tumbuhan yang terus menjadi rimbun. Tidak terdapat yang hendak menebangnya.
Hewan- hewan semacam tikus, babi hutan, rakun, sigung, rubah, serta berang- berang berkeliaran dengan leluasa di dekat rumah, halaman, sampai di jalur raya serta kaki lima. Binatang yang lebih besar semacam rusa, gembong, macan, coyote, serta berada pula sesekali bertamu ke kota.
Bebas lampu serta listrik, aksen alam hendak balik. Salah satunya sinar yang menyinari Alam cumalah Mentari, Bulan, serta bintang. Insan malam merasa suka sebab dunianya balik ke awal, hitam bebas terdapat pencemaran lampu.
Tetapi, di tengah kebahagiaan itu, kebakaran akan lebih kerap terjalin. Petir mengambil tumbuhan ataupun cerang serta membakar semak- semak semak, setelah itu hal rumah serta gedung. Bebas terdapat orang yang memadamkan, api lalu menyala hingga mati dengan sendirinya.
Di dekat kota
Gedung yang tidak terawat tidak hendak berganti penting dalam satu hingga 2 tahun. Tetapi satu dasawarsa lalu, gedung- gedung pencakar langit mulai retak dengan tumbuhan kecil bergoyang- goyang melewatinya. Ini terjalin sebab Alam lalu beranjak. Aksi menimbulkan titik berat yang dapat mengakibatkan retakan.
Tidak hanya gedung, jalur raya pula retak alhasil nampak semacam bagian cermin, apalagi tumbuhan berkembang di antara celahnya. Jembatan lama- lama karatan, tercantum baut serta baloknya. Sedangkan jembatan batu besar bertahan sepanjang beratus- ratus tahun. Tanggul yang dibentuk orang hendak terkikis. Tumbuhan yang orang makan semacam jagung, tomat, serta kentang pula mulai lenyap.
Binatang peliharaan jadi hidangan benyek untuk pemangsa pucuk. Binatang piaraan semacam kucing jadi buas. Sedangkan anjing banyak yang tidak aman.
Bumi yang kita ingat sedang bisa dikenali samar- samar dalam seribu tahun ke depan. Bangunan kondominium, mall, serta pusat perbelanjaan yang ambruk berdiri semacam tugu peradaban yang lenyap. Selaku cerminan, ini benar semacam gedung imperium Romawi yang ambruk 1. 500 tahun kemudian.
Bagaimanapun, Alam bisa jadi hendak jauh lebih bagus. Tetapi sesungguhnya, kedudukan orang dapat membuat Alam jauh lebih bagus jika dapat menjaganya. Buat saat ini, kelihatannya Alam beranjak ke arah kebangkrutan. Karena, orang senantiasa ceroboh dengan kehancuran area serta pergantian hawa.